1 . Landasan Teori
a. Pengertian Tune Up
Tune Up adalah usaha perawatan dan perbaikan pada kendaraan dengan melakukan penggantian dan penyetelan terhadap stelan komponen mesin sesuai standard spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pabrik untuk mendapatkan kondisi kendaraan yang normal atau mendekati kondisi kendaraan baru. Tune Up bertujuan mengembalikan kondisi atau tenaga mesin pada kondisi normal yang hilang akibat kerusakan komponen, berubahnya stelan mesin, dan keausan pada komponen. Secara garis besar, prosedur perbaikan pada saat Tune Up dibagi menjadi tiga tahap meliputi, saat mesin mati, saat mesin hidup, dan saat mesin mati suhu mesin panas.
2. Gejala Kerusakan
Bahan baker boros
Tenaga mesin lemah atau kurang
Mesin klitik
Mesin pincang
3. Analisa gangguan
Kemungkinan penyebab bahan bakar boros antara lain:
Filter udara tersumbat,bersihkan dan ganti filter udara
Percikan Bunga api pada busi kecil,stel celah busi bersihkan atau ganti busi
Nozzle Injeksi kotor
Throttle Valve kotor
Celah katup terlalu lebar
Kemungkinan penyebab tarikan mesin kurang atau lemah antara lain:
Celah katup tidak tepat
Filter udara tersumbat
Nozzle Injeksi kotor
Throttle Valve kotor
Kemungkinan penyebab saat putaran tinggi mesin mengklitik antara lain:
Kualitas bahan bakar kurang bagus
Kerusakan pada busi
Kabel Busi bocor
Kemungkinan penyebab mesin pincang antara lain:
Kerusakan pada busi
Kabel Busi bocor
Tekanan Kompresi tidak sama
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tidak sama
Perbaikan
a. Penggunaan Alat
Alat –alat yang digunakan pada pekerjaan Tune Up sebagai berikut:
Kunci Ring 10, 12, 14, 17, dan 19
Kunci Pas 7, 8, 10, 12, dan 14
Kunci Busi
Kunci Saringan Oli
Kunci Rechet
Flexible Wrench
Obeng (+) dan (-)
Feller Gauge
Multimeter
Tacho Dwell Tester
Hydrometer
Radiator Cap Tester
Timing Light
Sikat Baja / Gerinda kawat
Air Gun
Compression Tester
Kunci Roda
Obeng Ketok
Palu
Amplas
Vacuum Tester
b. Keselamatan Kerja
Menggunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
Hati - hati dalam menggunakan alat ukur harus sesuai prosedur
Mengerjakan pekerjaan sesuai ukuran prosedur (SOP)
Memasang cover body dan fender cover set sebelum melakukan Tune Up
Mengaktifkan Hand rem
c. Langkah kerja
Berdasarkan diagnosa dan analisa di atas, perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur Tune Up dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
Membersihkan Filter udara sesuai dengan prosedur Tune Up
Membersihkan Filter bahan baker sesuai dengan prosedur TuneUp
Menyetel busi no. 1, 3, dan 4 serta mengganti busi no. 2 sesuai prosedur Tune Up.
Mengganti kabel busi no. 2 dan 3 sesuai prosedur Tune Up
Menyetel Ignition Timing sesuai prosedur Tune Up
Memeriksa kevakuman pada intake manifold sesuai prosedur Tune Up
Memeriksa dan membersihkan Nozzle Injeksi sesuai prosedur Tune Up
Memeriksa dan membersihkan Throttle Valve dari penyumbatan kotoran sesuai prosedur Tune Up
Menyetel celah katup sesuai prosedur Tune Up.
d . Pemeriksaan saat mesin dingin (mati)
1) Memeriksa system pelumasan
Memeriksa tinggi oli pada stick oli, oli harus berada diantara L dan F.
Jika lebih rendah, memeriksa kemungkinan terjadi kebocoran, lalu menambah oli hingga tanda F.
Memeriksa kemungkinan berubah viskositasnya atau warnanya, atau kotor.
Jika kualitas oli buruk maka melakukan penggantian oli. Waktu penggantian adalah setiap 5000 km atau 3 bulan sekali dengan volume 2.8 liter.
Mengganti saringan oli setiap mengganti oli mesin, dua kali ganti oli mesin maka satu kali ganti saringan oli.
Mengganti oli mesin apabila oli mesin sudah terlalu kotor dan viskositasnya berkurang.
2) Memeriksa system pendingin
Memeriksa tinggi air pendingin pada Upper Tank jika volume air kurang di tambah.
Memeriksa kualitas air pendingin jika kualitas buruk, menguras, dan mengganti air pendingin.
Apabila air pendingin terlalu kotor maka menguras air pendingin.
Memeriksa tinggi air pendingin pada reservoir tank. Jika tinggi air kurang maka mengisi hingga garis FULL pada reservoir tank.
Memeriksa kebocoran tutup radiator menggunakan Radiator Cap Tester dari tegangan pegas Pressure Valve dan kedudukan katup vacuum pada tutup radiator.
STD: 0.9 kg/cm2
Jika tutup membuka pada tekanan di bawah standard tutup radiator harus diganti.
Memeriksa kebocoran system pendingin menggunakan Radiator Cap Tester.
Jika tekanan pada Radiator Cap Tester menurun maka terjadi kebocoran.
3) Memeriksa Van-Belt
Memeriksa Van - Belt dari kerusakan, retak, atau aus .
Jika terjadi kerusakan melakukan penggantian untuk melepas mengendorkan stelan Alternator.
Memeriksa persinggungan antara Van-Belt dan Pulley.
Memeriksa kekencangan Van - Belt
STD: 8-11 mm pada 11 kg
Apabila tidak sesuai standard, mengencangkan stelan Alternator.
Dengan menggunakan alat penekan tali kipas, menyetel tali kipas.
4) Memeriiksa Batere
Memeriksa berat jenis elektrolit dengan Hydrometer.
STD: 1.23 - 1.27 pada suhu 20 0 celcius.
Memeriksa jumlah elektrolit dengan melihat ketinggian elektrolit pada kotak batere harus pada batas Upper, jika kurang maka menambah dengan air suling hingga batas Upper.
Memeriksa kotak baterai dan terminal batere dari kotoran dan perubahan bentuk, jika terminal kotor maka membersihkan dengan sikat baja.
Mengganti bila terjadi perubahan dan kerusakan pada batere.
Memeriksa tegangan batere dengan multimeter, jika tegangan kurang melakukan pengisian tegangan.
Membersihkan tutup batere dengan udara bertekanan.
5). Membersihkan saringan udara dan bahan bakar
Memeriksa saringan udara dari penyumbatan kotoran, jika terjadi penyumbatan maka membersihkan dengan udara tekan dari arah dalam, luar, dan dalam. Apabila terjadi kerusakan, mengganti saringan udara.
Memeriksa saringan udara dari penyumbatan kotoran, jika terjadi penyumbatan maka membersihkan dengan udara tekan dari saluran keluar menuju saluran masuk.
6) Memeriksa Sistem pengapian
Memeriksa tahanan kabel busi dan kabel tegangan tinggi pada distributor dengan multimeter.
STD: kurang dari 25 kilo Ω
Jika hasil pengukuran tidak sesuai standard melakukan penggantian kabel busi.
Memeriksa keadaan busi dari kerusakan, jika terjadi kerusakan maka mengganti busi.
Memeriksa celah busi menggunakan Feller Gauge
STD: 0.8 -1.0 mm
Apabila tidak sesuai standard melakukan penyetelan terhadap celah busi.
Membersihkan elektroda busi dari kotoran menggunakan Spark Plug Cleaner.
Memeriksa kabel dan tahanan kumparan coil.
STD:
Primer : 1.33 - 1.60 Ω pada suhu 20 0 C
Sekunder : 11.4 - 15.6 Ω pada suhu 20 0 C
Jika tahanan tidak sesuai standard dan terjadi kerusakan pada coil, melakukan penggantian coil.
Memeriksa tutup distributor dan terminal - terminalnya, bila terjadi kerusakan melakukan penggantian komponen.
7) Ketinggian Air Wiper pada reservoir tank harus terletak pada batas Maksimum. Jika terjadi kekurangan ditambah.
e . Pemeriksaan saat mesin hidup
Memeriksa putaran Idle dengan cara menghubungkan kabel positif Tachometer dengan negative coil dan kabel negative Tachometer dengan Ground.
STD: 750 - 800 rpm
Jika tidak sesuai standard melakukn penyetelan.
Memeriksa Ignition Timing menggunakan Timing Light.
STD: 8 0 BTDC /750 - 800 rpm
Jika tidak sesuai standard, melakukan langkah penyetelan sebagai berikut:
Menempatkan transmisi pada posisi " Netral " dan memasang rem parkir serta mengganjal roda.
Mematikan lampu kepala dan system kelistrikan yang lain.
Menghidupkan mesin hingga suhu kerja mesin tercapai.
Memastikan bahwa putaran Idle sudah tepat, jika tidak tepat melakukan penyetelan putaran Idle.
Menghubungkan Timing Light dengan kabel busi no. 1 kemudian mengarahkan Timing Light ke Pulley tepat dengan tanda timing.
Pengapian tepat setelah dilakukan penyetelan.
3) Menyetel Ignition Timing dengan langkah sebagai berikut:
Mengkondisikan kendaraan sesuai prosedur memeriksa Ignition Timing.
Mengendorkan baut flange distributor
Memutar distributor housing searah jarum, bila akan memajukan Ignition Timing.
Dan sebaliknya jika akan memundurkan Ignition Timing mengencangkan baut flange distributor, jika Ignition Timing sudah tepat.
4) Memeriksa suhu kerja mesin.
Hal ini dapat dilihat pada indicator suhu mesin pada dashboard.
Jika suhu mesin terlalu panas dimungkinkan terjadi kerusakan pada system.
f . Pemeriksaan saat mesin panas
1) Memeriksa celah katup
Dengan standard:
-
Suhu
In
Ex
Panas
0.23-0.27 mm
0.25-0.29 mm
Dingin
0.13-0.17 mm
0.15-0.19 mm
Jika celah katup tidak sesuai melakukan penyetelan:
Memposisikan transmisi pada posisi " Netral "
Membuka Cylinder Head Cover dari mesin.
Memutar poros engkol hingga top kompresi no. 1.
Menyetel celah katup dengan urutan katup no. 1 - 2 – 5 - 7 dengan langkah sebagai berikut:
Mengendorkan mur pengunci dan sekrup penyetel.
Menyisipkan feller gauge
Mengencangkan mur pengunci dengan menahan sekrup penyetel, setelah didapatkan celah katup yang tepat.
Memutar poros engkol hingga top silinder no. 4.
Menyetel celah katup dengan urutan katup 3 – 4 – 6 - 8 dengan langkah yang sama dari penyetelan katup pada top silinder no. 1 ( pada point d))
Memasang cylinder head cover pada mesin.
2) Memeriksa tekanan kompresi dengan langkah sebagai berikut:
Memanaskan mesin hingga suhu kerja mesin tercapai, setelah itu mematikan mesin.
Melepas seluruh busi dan kabel busi.
Memasang compression tester pada lubang busi, kemudian mengencangkannya.
Menginjak pedal kopling untuk meringankan beban mesin.
Menginjak pedal gas secara penuh agar throttle valve terbuka penuh.
Menstart mesin dan membaca tekanan kompresi dengan standard.
-
Tekanan Kompresi
Standard
14.0 kg/ cm2
Batas
12.0 kg/ cm2
Maksimum antara 2 cylinder
1.0 kg/ cm2
3) Memeriksa kevakuman mesin dengan langkah sebagai berikut:
Memanaskan mesin hingga suhu kerja mesin tercapai yaitu 80 - 90 0 C.
Memastikan mesin dan melepas slang - slang vakum dari Intake Manifold.
Memasang vacuum gauge pada intake manifold.
Menghidupkan mesin pada putaran Idle ( dengan tidak menghidupkan peralatan kelistrikan ) dan membaca kevakuman.
STD: 40 - 50 cmHg pada putaran Idle.
4) Memeriksa sirkulasi air pendingin
Saat mesin hidup maka system pendinginan akan bekerja untuk mencegah terjadinya Over Heating dan menjaga suhu kerja mesin. Hal ini akan mempengaruhi volume air pendingin pada radiator .
Jika volume air pendingin tetap maka terjadi masalah pada system pendinginan.
5) Memeriksa Sirkulasi system pelumasan
Saat mesin hidup maka system pelumasan akan bekerja untuk melumasi komponen - komponen mesin yang sedang beroperasi. Hal ini akan mempangaruhi volume oli mesin pada carter. Hal ini dapat dilihat dari stick oli, Volume oli pada carter mengalami penurunan.
Jika volume oli pada stick oli menunjukan skala yang sama seperti saat mesin belum beroperasi dimungkinkan terjadi kerusakan pada system pelumasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar