Senin, 08 Juni 2009

Over Haul Rem Depan dan Rem Belakang pada " KIA Sedona "

1 . Landasan Teori

a. Uraian

1) Definisi dan Fungsi Rem

Rem adalah salah satu bagian penting pada sebuah kendaraan. Rem terpasang pada masing - masing roda dan adapun fungsi dari rem adalah sebagai berikut:

a) Mengurangi kecepatan(memperlambat)dan menghentikan kendaraan.

b) Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.

c) Sebagai alat keselamatan.

d) Menjamin pengendaraan yang aman

Pada kendaraan " KIA Sedona ", rem depan menggunakan rem piringan tipe Full Floating tipe FS yang terdiri dari satu piston, piringan ( disc), caliper tipe floating, dan pad caliper terpasang pada steering knuckle menggunakan dua buah baut, sleeves, dan 2 bantalan baut. Tenaga pengereman diperoleh dari pad yang menekan piringan yang berputar bersama roda sehingga terjadi gesekan.

Sedangkan pada rem belakang, kendaraan " KIA Sedona " menggunakan rem tromol dengan tipe leading trailing dengan penyetel otomatis. Sistem rem terdiri dari silinder roda, sepatu rem, kanvas rem, dan tormol. Penyetel otomatis terletak tepat di bawah silinder roda. Tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan bagian tromol yang berputar bersama roda sehingga terjadilah gesekan antara tromol dengan sepatu rem dan gesekan ini akan mengurangi putaran tromol.

2) Komponen – komponen rem beserta fungsinya.

a) Mekanisme Kerja

(1) Booster Rem

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem (Brake Booster) melipat gandakan daya penekanan pedal,sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem mempunyai diaphragm (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. (Gbr.3.1.1.)

Boster rem dibagi menjadi ruang bagian depan (ruang tekan tetap)dan ruang bagian belakang (ruang tekan variable), dan masing – masing ruang dibatasi dengan membrane dan piston boster. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster (booster body), piston boster,membrane (diaphragm), reaction mechanisme, mekanisme katup pengontrolan (control valve mechanisme)

(2) Master Silinder

Master Silinder (Master cylinder ) mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis.Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan hidrolis.

Pada master silinder tandem, system hidrolisnya dipisahkan menjadi dua masing - masing nutuk roda-roda depan dan roda - roda belakang. Dengan demikianbila salah satu system tidak bekerja maka system lainnya akan tetap berfungsi dengan baik. (Gbr.3.1.2.)

(3) Katup Proportional

Katup proportional (katup pengimbang) atau biasa disingkat Katup P adalah suatu komponen yang bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman ( daya cengkram ) pada roda belakang akan berkurang. (Gbr.3.1.3.)

b) Mekanisme Rem

(1) Caliper

Pada kendaraan "KIA Sedona", caliper yang digunakan adalah tipe full floating tipe FS di mana caliper dipasang dengan 2 pin (main pin dan sub pin ) pada torque plate yang dibautkan pada caliper itu sendiri.

Bagian yang meluncur (sliding section) pada caliper (man pin dan sub pin)disembunyikan seluruhnya.Hal ini merupakan design yang dapat menambah kehandalan tipe ini. (Gbr.3.1.4.)

(2) Pad Rem

Pad (Disc Pad) biasanya dibuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi. Tipe ini disebut dengan "Semi Metallic Disc Pad". Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tebal pad (batas yang diijinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad,penggunaan metallic fiber (anti squel shim) dipasangkan pada sisi piston dan pad untuk mencegah bunyi pada saat dilakukan pengereman. (Gbr.3.1.5.)

(3) Piringan (Disc)

Pada umumnya,cakram (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang – lubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik. Kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama. (Gbr.3.1.6.)

(4) Backing Plate

Backing plate dibuat dari baja pres yang dibaut pada axle housing dan axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate. (Gbr.3.1.7.)

(5) Silinder Roda (Wheel Cylinder)

Sinder roda terdiri dari beberapa komponen seperti yang terlihat pada gambar. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada system yang menggunakan dua buah piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk satu roda. Sedangkan yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan hanya satu sepatu rem.

Bila timbul tekanan pada master silinder maka akan menggerakan piston cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem,kemudian bersama - sama akan menekan tromol rem. Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara dari system rem. (Gbr.3.1.8.)

(6) Sepatu rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem dan kanvas rem berbentuk setengah lingkaran. Kanvas rem di pasang dengan jalan dikeling (pada kendaraan besar) dan dilem (pada kendaraan kecil). Kanvas rem harus dapat menahan panas, dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak terpengaruh oleh naik turunnya temperature dan kelembaban yang silih berganti.

Umumnya kanvas rem terbuat dair campuran fiber merallic, brass, lead, plastic, dan diproses dengan ketinggian panas tertentu. Kanvas rem adalah bagian yang bergesekan dengan tromol,bagian ini lama kelamaan akan tipis apabila bergesekan terus –menerus. (Gbr.3.1.9.)

(7) Tromol

Tromol rem merupakan bagian rem yang ikut berputar bersama roda dan biasanya terbuat dari besi tuang. Tromol rem ini letaknya dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar dengan roda. Ketika kanvas rem menekan bagian dalam tromol, maka terjadi gesekan dan gesekan tersebut dapat mengakibatkan suhu meningkat mencapai 200 sampai 300 derajat C. (Gbr.3.1.10.)

3) Cara Kerja Rem

a) Cara Kerja rem cakram.

Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke masing-masing roda depan dan roda belakang. Pada roda depan yang menggunakan rem cakram (disc brake) tenaga hidrolis tersebut akan diteruskan ke kaliper, di sini terjadi perubahan energi dari energi hidrolis kembali menjadi energi gerak(mekanis). Di dalam kaliper, fluida akan mendorong piston dan piston akan mendorong pad rem sehingga pad rem akan menekan disc (piringan). Di samping itu, fluida juga akan mendorong dinding kaliper. Hal ini mengakibatkan kaliper bergeser karena kaliper ditumpu oleh pin yang memungkinkan kaliper untuk bergerak. Body kaliper akan bergerak menjauhi piringan (disc) sehingga pad yang ditahan oleh kaliper akan ikut bergeser dan menekan disc (piringan) sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan pengereman. Selain terjadi gesekan juga terjadi panas yang cukup tinggi akibat gesekan.

b) Cara Kerja rem tromol .

Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke pipa-pipa yang nantinya akan diteruskan ke masina-masing roda depan dan roda belakang.Pada roda belakang, tenaga hidrolis akan masuk ke dalam masing - masing silinder roda. Pada silinder roda terjadi perubahan energi dati energi hidrolis menjadi energi gerak (mekanis). Di dalam silinder roda fluida akan mendorong piston cup dan selanjutnya piston akan mendorong sepatu rem dan kanvas rem. Kemudian kanvas rem akan terdorong dan bergesekan dengan tromol sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan pengereman. Selain terjadi gesekan,juga akan terjadi panas yang cukup tinggi akibat adanya gesekan.

Pada " KIA Sedona ", rem tromol menggunakan tipe leading trailing sehingga pada saat kendaraan maju dan dilakukan pengereman maka salah satu sepatu rem menjadi leading dan sepatu rem satunya menjadi trailing. Sebaliknya, jika kendaraan berjalan mundur maka sepatu rem yang semula leading menjadi trailing dan yang semula trailing menjadi leading. Pada saat pedal rem dilepas maka kanvas akan kembali ke posisi semula karena adanya pegas pembalik pada sepatu rem.

b. Gejala Kerusakan.

Pada system rem banyak gejala – gejala kerusakan yang berbeda –beda pada jenis kendaraan yang berbeda pula. Apabila tidak segera diperbaiki maka akibatnya bisa fatal saat kendaraan berjalan. Dengan hal demikian maka segeralah melakukan pengecekan terhadap system apabila dirasakan ada gejala-gejala yang tidak normal pada saat pengereman dilakukan. Masalah-masalah yang sering timbul pada system rem diantaranya adalah:

1) Pedal rem rendah atau lemah.

2) Rem macet.

3) Rem menarik ke salah satu arah.

4) Pedal berat tapi pengereman kurang.

5) Timbul suara menggerit atau ketukan bila direm

6) Timbul suara gesekan bila direm.

7) Timbul suara derit bila direm.

8) Timbul suara derit walaupun tidak direm.

9) Timbul suara ketukan atau gemerincing.

10) Pengereman lemah.

11) Pedal rem tidak bisa kembali.

12) Langkah pedal rem terlalu dalam.

13) Roda kemudi menarik satu arah.

14) Rem belakang tidak bias bebas.

c. Diagnosa dan Analisa

Diagnosa dan analisa dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan sekaligus untuk menentukan langkah apa yang kaan ditempuh atau harus dilakukan sebagai langkah perbaikan. Berikut ini adalah diagnosa dan analisa penyebab kerusakan pada system rem, baik cakram maupun tromol:

1) Pedal rem rendah atau lemah.

a) Pelapis rem aus

b) Pad rem aus

c) Kebocoran system rem

d) Master silinder rusak

e) Ada udara di dalam system rem

f) Silinder roda rusak

g) Silinder rem rusak

h) Perapat piston aus atau rusak

i) Penyetel otomatis rem belakang rusak

2) Rem macet

a) Rem parkir salah penyetelan

b) Kabel rem parkir macet

c) Batang pendorong boster salah penyetelan

d) Tegangan pegas pembalik lemah

e) Saluran rem tersumbat

f) Pelapis rem retak atau menggeliat

g) Pad rem retak atau menggeliat

h) Silinder roda atau piston kaliper macet

i) Penyetel patah

j) Master silinder patah

3) Rem menarik ke salah satu arah

a) Tekanan Udara ban salah

b) Sepatu atau pad rem tercemar oli atau gemuk

c) Sepatu rem menggeliat, pelapis rem aus atau berkaca

d) Pad rem menggeliat, aus atau berkaca

e) Tromol atau piringan rem oleng

f) Pegas pembalik rusak

g) Silinder roda rusak

h) Silinder rem rusak

i) Piston macet di dalam silinder

j) Pad rem macet

4) Pedal berat tapi pengereman kurang

a) Sepatu atau pad rem tercemar oli atau gemuk

b) Sepatu rem menggeliat, pelapis rem aus, berkaca atau tromol aus.

c) Pad rem menggeliat, aus, atau berkaca

d) Piston macet di dalam silinder

e) Boster rem rusak

f) Terjadi kebocoran vacuum

g) Saluran rem tersumbat

5) Timbul suara menggerit atau ketukan bila direm

a) Sepatu rem melengket pada backing plate

b) Tonjolan backing plate aus

c) Pegas penahan sepatu rem lepas atau kendor

d) Baut pengikat backing plate kendor

e) Plat penahan pad lepas atau kendor

f) Baut pemasangan kendor

g) Bushing peluncur aus

6) Timbul suara gesekan bila direm

a) Sepatu atau pad rem aus

b) Terjadi penggesekan antara kaliper dengan roda atau rotor

c) Terjadi penggesekan penutup debu dengan rotor atau backing plate dengan tromol.

d) Komponen system rem yang lain rusak

e) Terjadi penggesekan ban terhadap chasis atau body


7) Timbul suara derit bila direm

Catatan :

Gesekan material rem tidak terpisahkan dari timbulnya suara atau panas dalam melepas energi. Sehingga timbulnya suara berderit adalah normal, yang sering dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya: dingin, panas , basah, salju, lumpur dan lain - lain. Timbulnya suara derit ini, bukanlah problem fungsi dan bukan menunjukkan adanya penurunan daya pengereman.

a) Tromol dan pelapis rem, rotor dan pad aus atau tergores

b) Pelepas atau pad rem kotor, tercemar atau berkaca

c) Kesalahan penggunaan pelapis atau pad rem

d) Pedal rem atau batang pendorong boster salah penyetelan

e) Shim anti derit lepas atau rusak

f) Pad rem aus

g) Kaliper berkarat

h) Pegas penahan sepatu rem rusak

i) Pen pegas penahan sepatu rem rusak

j) Tonjolan backing plate aus

8) Timbul suara derit walaupun tidak direm

a) Pedal rem atau batang pendorong boster rem salah penyetelan

b) Daya kembali boster rem atau master silinder atau silinder roda lemah

c) Piston berkarat atau macet

d) Kedudukan pad pada kaliper salah

e) Rotor bergesekan dengan rumah kaliper, kesalahan memasang plat

f) Kesalahan memasang plat penahan pad rem

g) Pad rem aus

h) Pegas penahan sepatu rem lemah

i) Tonjolan backing plate aus, backing plate bengkok sehingga bergesekan dengan tromol

j) Kesalahan pembubutan tromol, sehingga bergesekan dengan backing plate atau sepatu rem

k) Ada komponen yang kendor

l) Penyetelan tromol belakang terlalu kencang, sehingga sepatu rem berkaca.

m) Bantalan roda aus, rusak, atau pelumasan kurang.

9) Timbul suara ketukan atau gemerincing

a) Ada batu atau benda asing yang di dalam dop roda

b) Mur roda kendor

c) Pedal rem atau batang pendorong boster rem salah penyetelan

d) Bantalan roda aus,rusak atau kering

e) Pegas anti derit atau plat penahan pad rem lepas

f) Shim rusak

g) Bushing peluncur aus

h) Baut pemasangan kendor

i) Daya kembali piston kurang

j) Terjadi kekendoran atau benda - benda lain.

10) Pengereman lemah

a) Minyak rem bocor atau habis

b) Terdapat udara pada system

c) Pad atau kanvas habis

d) Terdapat minyak, grease, atau air pada pad atau kanvas

e) Pad atau kanvas mengeras atau persinggungannya tidak merata

f) Piston pada kaliper tidak bekerja dengan baik

g) Master silander atau silinder roda tidak bekerja atau bocor

h) Check valve tidak bekerja atau bocor

i) Engine vakum rendah

j) PCV tidak bekerja


11) Pedal rem tidak dapat kembali

a) Tidak ada gerak bebas pedal

b) Penyetelan jarak push rod tidak tepat

c) Minyak rem terkontaminasi

d) Pegas pengembali lemah

e) Silinder roda tidak bias kembali (piston)

f) Seal piston pada rem cakram rusak

g) Run out pada piringan cakram berlebihan

12) Langkah pedal rem terlalu dalam

a) Penyetelan gerak pedal tidak tepat

b) Pad atau kanvas rem habis

c) Terdapat udara pada system rem

d) Master silinder rusak

e) Minyak rem terkontaminasi

f) Selang vacuum bocor atau rusak

g) Vacum engine lemah

13) Roda kemudi menarik satu arah

a) Tidak bekerjanya system kemudi

b) Penyetelan rem tidak sama

c) Roda atau velg tidak balance

d) Tekanan ban tidak sama

e) Tidak bekerjanya system suspensi

14) Rem belakang tidak bisa bebas

a) Tidak ada gerak pada parking cable

b) Lemahnya pegas pengembali

c) Piston silinder roda tidak bekerja

d) Penyetel otomatis tidak berfungsi

e) Pegas master silinder lemah


d. Perbaikan

Pengemudi mengeluhkan adanya kerusakan pada sisrem rem di "KIA Sedona" miliknya. Gejala kerusakan yang terjadi adalah daya pegereman kurang kuat,memerlukan penekanan pedal rem berkali - kali untuk mendapatkan daya pengereman, penekanan pedal rem terlalu dalam, adanya suara gesekan saat direm, dan getaran pada pedal saat kendaraan berjalan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, penyebab daya pengereman yang kurang adalah pad habis, disc oleng (keolengan melebihi standard), system kemasukan udara, kanvas rem habis, dan seal silinder roda habis. Diperlukan penekanan pedal rem berkali - kali untuk mendapatkan daya pengereman disebabkan karena terdapat udara pada system rem. Penekanan pedal rem terlalu dalam disebabkan kesalahan dalam menyetel tinggi pedal. Adanya suara gesekan saat direm disebabkan oleh keausan pada pad. Getaran pada pedal disebabkan oleh kesalahan penyetelan free play pedal dan rem parkir yang kurang kuat disebabkan oleh kanvas rem yang habis dan penyetelan rem parkir.

Berdasarkan diagnosa dan analisa di atas, perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur perbaikan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mengganti pad rem sesuai prosedur perbaikan

2) Membubut ulang disc atau piringan sesuai prosedur perbaikan

3) Membleeding system rem sesuai prosedur kerja

4) Mengganti kanvas rem sesuai prosedur kerja

5) Membersihkan silinder roda kemudian mengganti seal silinder roda sesuai prosedur kerja

6) Menyetel tinggi pedal sesuai prosedur kerja

7) Menyetel free play pedal


e. Penggunaan Alat


1) Jack Stand

2) Dongkrak

3) Kunci Roda

4) Kunci Ring 12, 14, dan 17

5) Palu

6) Obeng Minus

7) Jangka Sorong

8) Mikrometer

9) Dial Gauge

10) Tromol Gauge

11) Baut 12

12) Tang Lancip

13) Tang Potong

14) Brake Expander

15) Air gun

16) Kunci Napel 12

17) Part Tray

18) Obeng Ketok

19) Amplas

20) Greas

21) Anti Karat


f. Keselamatan Kerja

1) Menggunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya

2) Hati-hati pada waktu bekerja jangan sampai merusak komponen - komponen.

3) Bekerja sesuai SOP

4) Membersihkan dan meletakkan komponen pada tempat yang aman

2 . Prosedur pembongkaran system rem

a. Membongkar Master Silinder

Langkah - langkah:

1) Mengeluarkan minyak rem menggunakan penyedot

Perhatian :

Jangan membiarkan minyak rem terkena permukaan cat. Apabila terkena maka membasuh segera dengan air.

2) Melepas dua pipa rem dari master silinder menggunakan SST . (Gbr.3.2.1.)

3) Melepas master silinder dengan cara melepas dua atau empat mur, melepas dua bracket,dan melepas master silinder dan gasket dari boster rem.(Gbr.3.2.2.)

4) Menjepit Master silinder pada ragum.

5) Melepas tangki cadangan dan selang

6) Melepas tutup, pelampung, dan saringan, baut dan selang. (Gbr.3.2.3.)

7) Melepas snap ring dan elbow

8) Menggunakan obeng kemudian menekan piston sepenuhnya dan melepas baut pembatas piston dan gasket. (Gbr.3.2.4.)

9) Menekan piston dengan obeng dan melepas snap ring dengan tang snap ring.(Gbr.3.2.5.)

10) Memasang kain lap pada dua balok kayu dan pelan - pelan memukulkan flens silinder diantara dua balok kayu sampai ujung piston menonjol.

11) Melepas piston dengan tangan dengan menariknya lurus.

Catatan: bila menarik piston miring ada kemungkinan merusak dinding silinder.

b. Membongkar Boster Rem.

Langkah – langkah:

1) Melepas kabel negative dari batere

2) Melepas master silinder rem

3) Melepas slang vakum dari boster rem

4) Melepas klip dan pen klevis dari pedal rem

5) Melepas boster rem. (Gbr.3.2.6.)

6) Melepas empat mur pengikat.

7) Melepas klevis dan mur pengunci.(Gbr.3.2.7.)

8) Memisahkan body depan dan belakang.(Gbr.3.2.8.)

9) Memberi tanda pada body depan dan belakang.

10) Memesang boster dengan SST

Perhatian: Hati - hati agar tidak mengencangkan dua mur SST terlalu kencang.

11) Memutar body depan searah jarum jam, sampai body depan dan belakang saling berpisah.

12) Mengendorkan mur atas kiri dan kanan dari SST dan memasang balok kayu diantara body depan dan plat atas.

Perhatian: Hati - hati agar balok kayu tidak menyinggung body belakang.

12) Mengencangkan dengan merata empat mur pengikat boster untuk memisahkan body depan dan belakang.

13) Melepas pegas diaphragm dan batang pendorong boster.

14) Melepas boot dari body belakang.

15) Melepas rakitan pegas diaphragm dari bodi belakang. (Gbr.3.2.9.)

16) Menggunakan SST, melepas perapat body dari belakang. (Gbr.3.2.10.)

17) Menjepit SST pada ragum.

18) Meletakkan rakitan diaphragm pada SST dan memutar untuk memisahkan body katup dan piston boster.

19) Melepas diaphragm dari piston boster. (Gbr.3.2.11.)

20) Menekan batang pendorong pedal ke dalam body katup dan melepas kunci pembatas.

21) Menarik batang pendorong pedal keluar dengan tiga elemen saringan. (Gbr.3.2.12.)

22) Melepas plat reaksi dari body katup.

23) Menggunakan obeng, mengungkit ring sirkular keluar, dan melepas perapat body. (Gbr.3.2.13.)

24) Melepas katup cek dan grommet.

c. Membongkar katup proportional

1) Menggunakan SST, melepas pipa rem dari body katup. (Gbr.3.2.14.)

2) Melepas dua baut pengikat, dan melepas shackle bracket. (Gbr.3.2.15.)

3) Melepas baut pengikat bracket katup dan melepas rakitan katup proportional.

4) Melepas tiga mur dan baut, dan melepas bracket katup. (Gbr.3.2.16.)

5) Melepas klip menggunakan tang dan melepas pegas dari katup. (Gbr.3.2.17.)

6) Melepas pen belah kemudian melepas mur, dan melepas penahan shackle bracket, dua bushing, dan kolar. (Gbr.3.2.18.)

7) Melepas mur dan baut, dan melepas shackle no. 1 dan no. 2 dan cincin plat dari rakitan pegas pengindera beban. (Gbr.3.2.19.)

8) Membongkar bushing, kolar, plat karet, karet pelindung katup pengimbang beban dan karet pelindung pegas pengimbang beban. (Gbr.3.2.20.)

d. Melepas slang dan pipa rem

1) Melepas klip.

2) Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa. Melepas slang dan pipa rem. (Gbr.3.2.21.)

e. Membongkar rem depan.

1) Membongkar rem depan

Langkah – langkah:

a) Menempatkan kendaraan pada car lift.

b) Mengendorkan mur pengunci roda.

c) Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.

d) Melepas kedua baut kaliper dari penyangga kaliper. (Gbr.3.2.22.)

e) Melepas kaliper dari penyangga kaliper.

f) Menggantungkan kaliper pada suspensi menggunakan kawat agar flexible hose tidak menjadi penyangga.

g) Melepas pad rem dari penyangga kaliper. (Gbr.3.2.23.)

h) Melepas kedua baut pengikat penyangga kaliper dan melepas penyangga kaliper dari steering knuckle menggunakan Kunci Pas 21.

i) Melepas kedua baut plat cakram menggunakan obeng ketok kemudian menarik plat cakram dari porosnya.

2) Melepas silinder.

Langkah – langkah:

a) Melepas klip.

b) Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa, melepas pipa dan selang.

c) Melepas slang rem dari silinder rem dan menggunakan kaleng untuk menampung minyak rem. (Gbr.3.2.24.)

d) Melepas baut pengikat silinder dan meluncurkan silinder ke luar dari pen utama pada plat momen. (Gbr.3.2.25.)

e) Melepas shim anti cicit, dua pad crem, dua pegas anti berisik, dua plat penghantar pad, dan plat panahan pad.

3) Membongkar Silinder Rem

Langkah – langkah:

a) Melepas bushing peluncur dan karet pelindung (boot).

b) Melepas karet pelindung pen utama menggunakan pahat dari palu.

c) Melepas ring pengikat dari silinder rem menggunakan obeng. (Gbr.3.2.26.)

d) Menggunakan udara kompresor ,mengeluarkan piston dan karet pelindung dari silinder. (Gbr.3.2.27.)

e) Menggunakan karet pelindung dari piston.

f) Melepas perapat piston dari silinder. (Gbr.3.2.28.)

f. Membongkar rem belakang.

Langkah – langkah :

1) Menempatkan kendaraan pada car lift.

2) Mengendorkan mur pengunci roda.

3) Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.

4) Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu. (Gbr.3.2.29.)

5) Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.

6) Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.

7) Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.

8) Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.

9) Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.

10) Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.

11) Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.

12) Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe. (Gbr.3.2.30.)

13) Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem. (Gbr.3.2.31.)

14) Melepas trailing brake shoe dan kabel parker belakang.

15) Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe. (Gbr.3.2.32.)

3 . Pemeriksaan komponen rem.

a. Memeriksa pedal rem

1) Memeriksa Pedal Rem. (Gbr.3.3.1.)

Tinggi pedal dari lantai:

STD: 7.29 inc (185.2 mm)

Hasil Pemeriksaan : 182.3 mm

Kesimpulan : Perlu penyetelan

Langkah – langkah menyetel tinggi pedal:

a) Mengendorkan Switch lampu rem secukupnya.

b) Menyetel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal.

c) Mengembalikan switch lampu rem sampai body switch menyinggung pembatas pedal.

d) Setelah penyetelan tinggi pedal, memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal.

2) Memeriksa gerak bebas pedal. (Gbr.3.3.2.)

Langkah – langkah:

a) Mematikan mesin dan menekan pedal rem beberapa kali, sampai tidak ada kevakuman di dalam boster rem.

b) Menekan pedal sampai pada hambatan awal terasa. Mengukur jarak seperti pada gambar.

STD : 0.16 - 0.31 inc (5 - 8 mm)

Hasil pemeriksaan : 3 mm

Kesimpulan : Perlu menyetel gerak bebas pedal

Langkah – langkah menyetel gerak bebas pedal :

a) Bila ada kesalahan, menyetel gerak bebas pedal dengan memutar batang pendorong pedal.

b) Menghidupkan mesin dan memastikan adanya gerak bebas pada pedal.

c) Setelah penyetelan gerak bebas pedal, memeriksa tinggi pedal.

3) Memeriksa jarak cadangan pedal rem. (Gbr.3.3.3.)

Dengan langkah, membebaskan rem parker sambil mesin dihidupkan kemudian menekan pedal rem dan mengukur jarak cadangan pedal seperti pada gambar.

Jarak cadangan pedal dari lantai pada penekanan 50 kg ( 110 lb, 490 N) adalah:

Limit : 1.02 inc (26 mm)

Hasil pengukuran : 27.5 mm

Kesimpulan : masuk standard

Bila ada kesalahan maka mencari gangguan pada system rem.

b. Pemeriksaan master silinder

Catatan: Sebelum dilakukan pemeriksaan, membersihkan komponen yang dibongkar dengan udara kompresor.

1) Memeriksa dinding silinder terhadap karat atau goresan.

Hasil pemeriksaan : Tidak terdapat goresan

Kesimpulan : Baik

2) Memeriksa silinder dari keausan atau rusak.

Bila terjadi keausan pada dinding silinder maka mengganti silinder.

Hasil pemeriksaan : Tidak terdapat keausan

Kesimpulan : Baik

c. Pemeriksaan boster rem

1) Memeriksa bekerjanya katup cek. (Gbr.3.3.4.)

Memeriksa udara dapat mengalir dari sisi boster ke sisi mesin

Memeriksa udara tidak dapat mengalir dari sisi mesin ke sisi noster

Bila ada kerusakan mengganti katup cek.

Hasil pemeriksaan : Baik

Kesimpulan : Baik

2) Memeriksa bekerjanya boster rem. (Gbr.3.3.5.)

Menekan pedal rem beberapa kali sata mesin mati dan memeriksa tidak terjadinya perubahan jarak cadangan.

Menekan pedal rem dan menghidupkan mesin. Bila tinggi pedal sedikit menurun, boster rem bekerja normal.

Catatan: bila ada kebocoran atau ada kekurangan kevakuman, memperbaiki sebelum melakukan tes.

Hasil Pemeriksaan : Boster rem bekerja normal

Kesimpulan : Baik

3) Memeriksa kekedapan udara. (Gbr.3.3.6.)

Menghidupkan mesin dan mematikan setelah satu atau dua menit. Kemudian menekan pedal rem perlahan – mlahan beberapa kali.

Bila pada injakan pertama terasa dalam dan sedikit demi sedikit naik pada injakan kedua dan ketiga, berarti kekedapan udara pada boster rem baik.

Menekan pedal rem sambil mesin hidup dan kemudian mematikan mesin sambil pedal rem tetap ditekan. Bila tidak ada perubahan tinggi pedal dalam 30 detik, berarti kekedapan udara pada boster rem baik.

Hasil pemeriksaan: Kekedapan udara pada boster rem tetap terjaga.

Kesimpulan : Baik.


d. Pemeriksaan katup proportional. (Gbr.3.3.7.)

Memeriksa permukaan singgung pen piston katup dan pegas pengindera beban terhadap keausan.

Limit keausan : 0.7 mm (0.028 inc)

Hasil Pemeriksaan : 0.25 mm

Kesimpulan : Baik

e. Pemeriksaan pipa dan slang rem

1) Memeriksa slang terhadap keretakan, kerusakan, dan kebengkokan.

STD : tidak terdapat retak, rusak, dan bengkok

Hasil pemeriksaan : masih baik

Kesimpulan : Baik

2) Memeriksa ulir terhadap kerusakan.

STD : tidak terdapat retak

Hasil pemeriksaan : masih baik

Kesimpulan : Baik

3) Memeriksa pipa terhadap keretakan, kerusakan, dan kebengkokan.

STD : tidak terdapat retak, rusak, dan bengkok

Hasil pemeriksaan : masih baik

Kesimpulan : Baik

4) Memeriksa ulir terhadap kerusakan. (Gbr.3.3.8.)

STD : tidak terdapat retak

Hasil pemeriksaan : masih baik

Kesimpulan : Baik

f. Pemeriksaan komponen rem cakram

1) Melepas pad spring.

2) Menghembuskan udara tekan ke dalam lubang baut di mana selang flexible terpasang, melakukan dengan hati-hati.

Peringatan :

Jangan menggunakan udara tekan yang terlalu besar dan jangan berada di posisi piston akan keluar.

3) Melepas seal piston menggunakan fuller atau obeng minus kecil dan jangan sampai merusak bagian silinder.

4) Mengganti seal piston setiap melakukan over haul rem dan mengganti juga komponen seperti, boot atau pad spring jika terjadi kerusakan.

Sebelum memasukan piston ke silinder memasang boot ke piston terlebih dahulu.

5) Memasang juga seal piston pada cylinder usahakanpemasannganya tepat.

6) Memasang boot ke dalam celah di dalam silinder

7) Memasang piston ke dalam cylinder kemudianmenekan dengan tangan.

Untuk memastikan piston terpasang dengan baik, menarik piston kemudian menekan kembali.

8) Memasang slide guide pin apakah dapat bergerak dengan lembut.

Bila ada kelainan segera mengganti.

9) Memberi grease pada slide guide pin pada bagian permukaannya jika masih baik.

10) Mengukur tebal pad. (Gbr.3.3.9.)

Bila tebal pad di luar dari batas service maka mengganti

denganpad yang baru.

11) Bila tebal pad masih di atas limit, maka hanya mengamplas kemudian disemprot menggunakan udara bertekanan.

Spesifikasi : 0.41 inc ( 10.5 mm )

Limit : 0.1 inc ( 2.5 mm )

Hasil Pengukuran : 1.0 mm

Kesimpulan : Harus diganti

Langkah – langkah mengganti pad rem :

a) Menahan bushing peluncur dan melepas baut.

b) Mengangkat silinder lalu memasukkan baut melalui lubang plat momen untuk menahan silinder. (Gbr.3.3.10.)

c) Melepas pad dan shim anti cicit.

d) Melepas pegas anti berisik, plat pengantar pad, dan plat penahan.

e) Memasang plat penahan pad, plat pengantar pad, dan pegas anti berisik pada plat momen. (Gbr.3.3.11.)

f) Memasang pad yang baru pada masing – masing pegas atau plat.

g) Memasang shim anti cicit pada bagian belakang dari pad luar.

h) Menurunkan silinder

i) Memasang dan mengencangkan baut pengikat silinder.

(Gbr.3.3.12.)

1) Mengukur tebal disc dan keadaan disc dari perubahan bentuk.

(Gbr.3.3.13.)

Jika disc bergaris dalam pada seluruh permukaannya maka

mengganti disc.

STD : 1.02 inc (26 mm)

Limit : 0.94 inc (24mm)

Hasil pengukuran : 25.4 mm

Kesimpulan : masih baik

Apabila tebal disc kurang dari limit maka harus diganti.

Langkah – langkah mengganti piringan:

a) Melepas plat momen dari knuckle

b) Melepas hub poros.

c) Melepas piringan dari hub poros

d) Memasang piringan rotor baru dan mengencangkan dua baut .

Momen : 650 kg-cm ( 47 ft-lb, 64 N.m)

e) Memasang hub poros dan menyetel beban mula pada bantalan roda.

f) Memasang plat momen pada knuckle

Momen : 850 kg-cm ( 61 lb-ft , 83 N.m)

2) Memeriksa disc dari keolengan menggunakan dial test indicator.

(Gbr.3.3.14.)

Maksimum : 0.20 mm

Hasil Pengukuran : 0.15 mm

Kesimpulan : Masih baik

g. Memeriksa komponen rem belakang

1) Memeriksa ketebalan kanvas rem.(Gbr.3.3.15.)

STD : 0.17 inc (4.5 mm)

Limit : 0.04 inc (1.0 mm)

Hasil Pengukuran : 1.25 mm

Kesimpulan : Sebaiknya diganti

Bila ketebalan kanvas kurang dari nilai minimum atau terlihat adanya tanda – tanda keausan yang tidak merata maka mengganti sepatu rem.

Catatan :

Bila sepatu rem harus diganti maka sebaiknya mengganti seluruh sepatu rem belakang untuk menjamin kemampuan rem.

Langkah – langkah mengganti sepatu rem :

a) Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.

b) Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.

c) Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir

d) Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.

e) Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.

f) Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.

g) Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.

h) Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.

i) Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.

j) Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.

k) Melepas trailing brake shoe dan kabel parkir belakang.

l) Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.

m) Mengganti kanvas rem.

2) Mengukur diameter dalam tromol. (Gbr.3.3.16.)

Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dapat dibubut sampai pada batas diameter maksimum.

STD : 10.00 inc (254.0 mm)

Maksimum : 10.05 inc (255.2 mm)

Hasil Pengukuran : 254.8 mm

Kesimpulan : Masih baik

3) Memeriksa persinggungan kanvas dengan tromol.(Gbr.3.3.17.)

Mengganti sepaut rem, atau membubut tromol rem bila perlu.

4) Memeriksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan.

Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan

Kesimpulan : Baik

5) Memeriksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan

Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan

Kesimpulan : Baik

6) Mengukur celah antara sepatu rem dan tuas. (Gbr.3.3.18.)

Menggunakan feller gauge

Bila celah di luar spesifikasi, mengganti shim dengan ukuran yang tepat.

7) Melepas piston master silinder roda, mengganti penutup debu dan kid piston jika terjadi kerusakan.

8) Membersihkan seluruh komponen master silinder roda menggunakan lap dan air kemudian melapisi dengan minyak rem.

9) Memeriksa pegas, penyetel, atau strut rem dari keausan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar