Minggu, 31 Mei 2009

Rem ABS

D

1.Landasan Teori

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ,menghentikan kendaraan dan memungkinkan parkir di tempat menurun.Alat ini sangat penting dalam sebuah kendaraan yang berfungsi sebagai alat keselamatan untuk menjamin pengendaraan yang aman.

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin di bebaskan dengan pemindah daya.Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk mengurangi kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti .mesin nerubah energi panas menjadi energi mekananik(energi gerak )untuk mengerakaan kendaraan .Pada dasarnya rem berkerja berdasarakan sytem gabumgan yaitu system penekanan melawan gerak putar.Efek pengereman di peroleh dari gesekan yang timbul antar dua obyek.

Dewasa ini menurut ahli permobilan, rem semakin berkembang dengan pelengkapan baru salah satunya yang ada pada mobil KIA CARNIVAL yaitu ABS (Anti Lock Break System) yang berfungsi untuk mencegah terkuncinya roda –roda kendaraan pada saaat jalan basah dan licin.

a.Jenis Rem

1) Rem Tromol

    1. Type leading trealing

    2. Type two leading

    3. Type uni servo

    4. Type duo servo

Type yang banyak digunakan pada kendaraan KIA adalah Type leading trailing karena kerjanya dianggap lebih baik dari pada yang lain .karena yang di bahas adlah tipe rem yang mengunakan ABS maka type rem tromol b. Rem cakram

2) Rem cakram

a) Type Full floating

b) Type semi floating

Type yang digunakan pada mobil Carnival adalah type full floating system rem ini juga mengunakn ABS karena akan menambah keamanan pengendaraan yang aman dan nyaman.Type rem cakram jenis inilah yang akan banyak di bahas dalam laporan ini.


3) Rem Parkir

    1. Tipe rem roda belakang

    2. Tipe center breake

b . Cara kerja

    1. Rem tromol

Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke pipa-pipa yang nantinya akan diteruskan ke masina-masing roda depan dan roda belakang.Pada roda belakang, tenaga hidrolis akan masuk ke dalam masing - masing silinder roda. Pada silinder roda terjadi perubahan energi dati energi hidrolis menjadi energi gerak (mekanis). Di dalam silinder roda fluida akan mendorong piston cup dan selanjutnya piston akan mendorong sepatu rem dan kanvas rem. Kemudian kanvas rem akan terdorong dan bergesekan dengan tromol sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan pengereman. Selain terjadi gesekan,juga akan terjadi panas yang cukup tinggi akibat adanya gesekan.

Pada " KIA Carnival ", rem tromol menggunakan tipe leading trailing sehingga pada saat kendaraan maju dan dilakukan pengereman maka salah satu sepatu rem menjadi leading

    1. Rem cakram

Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke masing-masing roda depan dan roda belakang. Pada roda depan yang menggunakan rem cakram (disc brake) tenaga hidrolis tersebut akan diteruskan ke kaliper, di sini terjadi perubahan energi dari energi hidrolis kembali menjadi energi gerak(mekanis). Di dalam kaliper, fluida akan mendorong piston dan piston akan mendorong pad rem sehingga pad rem akan menekan disc (piringan). Di samping itu, fluida juga akan mendorong dinding kaliper. Hal ini mengakibatkan kaliper bergeser karena kaliper ditumpu oleh pin yang memungkinkan kaliper untuk bergerak. Body kaliper akan bergerak menjauhi piringan (disc) sehingga pad yang ditahan oleh kaliper akan ikut bergeser dan menekan disc (piringan) sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan pengereman. Selain terjadi gesekan juga terjadi panas yang cukup tinggi akibat gesekan.

c. Berikut adalah spesifikasi rem pada kendaraan KIA carnival:

Item

Spesifikasi

Brake pedal

Type

suspensed

Pedal lever ratio

3,4:1

Langkah maxsimum

5,51(140) in(mm)

Master cylender

Type

Tandem (with lever sensor)

Diameter silinder dalam

1.06(26.99) in(mm)

Front disc brake

Type

Ventilated disc

Cylender bore

2.6(66) in(mm)

Dimensi pad (area x tebal)

18.29x0.41(11800x10.5) in 2in(mm2 x mm)

Dimensi disc plate

10.79x0.94 (274x24)

Rear drum breake

Type

Leading –trailing

Diameter silender dalam

0.81(20,64) in (mm)

Dimensi lapisan

2.16 x 9.84 x 0.24 (55 x250 x 6) in (mm)

Diameter dalam tromol

9.84(250) in (mm)

Power breake unit

Type

Boost type

Diameter luar

8 + 9 (203 +229) in (mm)

Brake fluide

FMVSS116:DOT -3SAE J1703,DOT-4

Parking brake

Type

Mekanik

Sistem operasi

LHD :Tuas kaki RHD:Tuas tangan

d .Anti Lock Break System

Sistem anti lock breaking terdiri dari :

  1. Tambahan Unit Pengatur Additional Regulation Unit

  2. ECU

  3. 4 sensor roda

  4. Lampu uji peringtan pada panel instrument

  5. Konektor uji

  6. Konektor stop

e . Prinsip kerja

Sensor terdiri dari magnet permanen dan sebuah koil sebuah roda gigi bergerakpada sensor depan perbedaan medan magnet menyebabkan pada koil ada arus bolak balik frequensi dan tegangan yang mana proporsional sesuai kecepatan putaran roda bergigi celah udara pada sensor tidak dapat di stel .Pengaturan pengereman di dalam caliper untuk mencegah roda terkunci dari tenaga pedal rem itu sendiri .ABS unit pengatur tergabung dengan ECU .

f. Pengontrol Unit

    1. Electronik control

ECU tergabung dengan ARU juga menyediakan jumlah konektor kelistrikan bagian luar yang di kurangi untuk meningkatkan ketahanan. Ia dapat dilepas untuk:

      1. Untuk mengatur tekanan pengereman yang berhubungan denagn data yang di hasilkan oleh 4 buah sensor roda

      2. Untuk memperhatikan peralatan dan mengingankan pengemudi dengan menyalakn lampu tes peringtan.

      3. Untuk membantu diagnosa dengan membaca memori ECU (maksimum 3 kesalahan)

Selama mengemudi ECU terus memerus menganalisa signal dari 4 sensor roda dengan membandingkan mereka dengan referernsi kecepatan penghitungan referensi kecepatan yang memungkinkan terjadinya slip dapat di tentukan ,apabila saat pengereman kecepatan satu atau lebih roda menjadi kurang dari pda referensi kecepatan

2) Hidrolik kontrol

Pompa hidrolik dikendaliakan oleh motor listrik untuk memstikan kembalinya minyak rem dari kaliper ke master silender selama tahap penurunan pengurangan tekanan.8 x 2 – way2- posisi pengturan solenoid valve (buka dan tutup) dikendaliakn menurut tegangan 0 atau 1V (1 inlet solenoid dan 1 outlet solenoid memungkinkan mengemdalikan setiap roda.

g. Mode pengoperasian

    1. Pengereman normal

Pada waktu rem konvensional tenaga pengereman menggunakan pedal rem mendorong fluida dari master silender.meskipun propotional valve di HCU (hydraulic control unit) dan disamping HCU fluida terus bergerak dengan normal.membuka katup isolasi turun mengunci mendorong ke dalam katup dan menutup katup buang .dan menghentikan penggerak rem. Meskipun ABS tidak berkerja pada waktu pengereman normal ECU selalu tetap memonitor input sensor roda untukm cepat di akselerasi.

    1. Mode pembuangan

Satu tekanan isolasi itu harus mengurangi pemberian putaran roda .ini penyempurnaan oleh letak bagian fluida rem menekan ke dalam accunultor tekanan rendah. ECU membuka katup buang .Fluida rem berpindah dari saluran rem dan pembuangan ke LPA .Ini terjadi dengan sangat pendek pembukaan dan penutupan katup pembuangan.Tekanan rem rendah ,rem akan memberikan putaran roda lagi .

Fluida rem membawa dari saluran dan di berikan kepad LPA.Bagian fluida pompa primer .katup buang masing –masing saluran bekerja sendiri .System ABS meghentikan mode isolasi pada waktu mode pembuangan motor di hidupkan membolehkan memompa memindahkan fluida rem dari LPA.

    1. Mode penaikan tekanan

Mode penaikan adalah inisiatif penaikan tekanan pengereman .katup isolasi suatu saat membuka dan memberikan master silender dan pompa penekan mendekati rem.Ini mengontrol tekanan penaiakan terus sampai terjadi kelebihan akselerasi roda atau sampai membawa master silender .Pengendara merasa ada getaran pedal ini pada kondisi normal.

4) Mode penekanan pedal

Ini mode kerja ABS terakhir ,motor akan mundur untuk memendekan waktu dari waktu digunakan pompa memindahkan fluida rem dari LPA as the Fluid kembali ke master silender ,pegas pengembali LPA mendorong piston kembali ke posisi normal.

2. Diagnosa Kerusakan

Semua kendaraan pasti dilengkapi dengan rem agar menambah keamanan dan pengandaraan yang aman ,apabila rem tidak sempurna berati ada gangguan pada sistem remnya,apa itu bagian ABS atau pada kerja rem itu sendirikerusakan yang sering terjadi adalah:

    1. Kerusakan rem konvensional

      1. Rem rusak

      2. Rem menarik ke satu arah

      3. Rem tidak bisa kembali

      4. Pedal terlalu dalam

      5. Roda kemudi menarik ke satu arah

      6. Terdapat suara pengereman yang tidak normal

    2. Kerusakan rem ABS

      1. Kerusakan Sensor kecepatan roda

      2. ABS warning lamp hidup tetapi tidak ada kerusakan

      3. Kerusakan Hidraulic kontrol unit

      4. Kerusakan hidraulic kontrol unit

3. Analisa Gangguan

a.Kerusakan rem konvensional

  1. Rem rusak

    1. Minyak rem habis,isi minyak

    2. Ada udara dalam sistem,bleding sistem rem

    3. Pad atau kanvas habis ,ganti pad atau kanvas

    4. Terdapat minyak rem ,grease, air pada pad atau kanvas rem,bersihkan

    5. Piston tidak berfungsi dengan baik ,perbaiki atau ganti piston

    6. Master silender pad silender roda tidak bekerja,perbaiki atu ganti

    7. Cek valve tidak berkerja dengan baik,ganti check valve

    8. Flexible housing bocor ,ganti flexible housing

    9. PCV tidak berkerja,ganti PCV

  2. Rem menarik ke satu arah

    1. Pad kanvas habis pada salah satu roda,ganti kanvas rem

    2. Penyetel tidak berfungsi dengan baik;ganti penyetel

    3. Tekanan ban tidak sama satu dengan lainnya,samakan tekanan ban

    4. Terdapat minyak ,grease, air pada pad pada salah satu roda,bersihkan pad rem

  3. Rem tidak bisa kembali

    1. Pegas pengembali lemah,ganti pegas

    2. Piston di silender roda tidak kembali,perbaiki atau ganti

    3. Seal piston rusak,ganti seal piston

  4. Pedal terlalalu dalam

    1. Pad atu kanvas habis,ganti kanvas

    2. Penyetelan pedal kurang tepat,stel pedal

  5. Roda kemudi menarik ke satu arah

    1. Sistem kemudi tidak berkerja,periksa sistem kemudi

    2. Suspensi tidak berkerja,periksa sistem suspensi

    3. Tekanan ban tidak sama,standarkan tekanan ban

    4. Roda tidak balance,balance roda

  6. Terdapat suara pengereman yang tidak normal

    1. Pad habis,ganti pad

    2. Terdapat kotoran pada plat cakram,bersihkan

    3. Terdapat kerusakan pada cakram,ganti atau slep

    4. Lemahnya kotak pad,ganti pad dan kotaknya

    5. Rem tidak bisa kembali

b. Kerusakan rem ABS

  1. Kerusakn sensor kecepatan roda

    1. Kerusakan rotor sensor kecepatan roda untuk kerusakan atau terdapat kesalahan,ganti rotor sensor kecepatan roda

    2. Periksa untuk kerusakan sensor mounting,stel spesifikasi panjang sensor

    3. Periksa pemsangan sensor kecepatan roda,periksa jarak gap antara rotor dan sensor,perbaiki sensor kecepatan roda dan rotor atau ganti sesuai kebutuhan

    4. Tidak ada hubungan sensor kecepatan roda dengan ignition switch,ganti sensor kecepatan roda

    5. Periksa terusan antara terminal 13 dengan massa dengan ohm meter ,bila ada hubunngan ganti sensor kecepatan roda .

    6. Periksa terusan antara terminal 8 dan terminal 4 of ABS control unit dengan ohm meter ,jika tidak ada kerusakan pasang kembali ABS control uni

  1. ABS warning lamp hidup tetapi tidak ada kerusakan

    1. Periksa jika sekering ABS apakah berhubungan dengan ignition switch

    2. Setelah tidak ada hubungan ABS EHCU Connector periksa jika ground terminal dan ground hubungan data penghubung apakah normal

    3. Periksa tegangan batarei kedua teminal pada ABS EHCU berhubungan dengan ignition switch ON ,periksa untuk pembukaaan circuit pemasangan

  2. Kerusakan hidraulic control unit(HCU)

    1. Taruh tuas pemindah pada posisi netral

    2. Tarik rem parkir

    3. Periksa jika putaran halus dengan memutar tangan ,periksa caliper silender roda rem parkir dan komponen lainya

    4. Kerusakan mengikuti item dengan code yang muncul atau DTC,ganti HCU

  3. Kerusakan elektrik control unit(ECU)

    1. Pembacaan RAM error,ganti ECU

    2. Microprosesor tidak berfungsi,ganti ECU

    3. Loop time overrun,ganti ECU

4. Perbaikan rem konvensional

      1. Alat dan bahan

  1. High Scan Pro

  2. Kunci roda

  3. Impact wrenc

  4. Dongkrak

  5. Obeng (-) dan (+)

  6. Part tray

  7. Kunci ring 10,11,12,14,17,19

  8. Kunci kombinasi10,11,12,14,17,19,21

  9. Penyetel rem

  10. Kunci nepel

  11. Kunci shock 21,32

  12. Amplas kasar

  13. Sabun cuci ldan lap bersih

  14. Minyak rem

  15. Tang

  16. Multi tester

      1. Keselamatan kerja

  1. Menempatkan kendaraan pada posisi yang aman

  2. Menggunakan alat sesuai fungsinya

  3. Mengganjal roda depan

      1. Langkah kerja

  1. Membongkar rem depan

Langkah – langkah:

    1. Menempatkan kendaraan pada car lift.

    2. Mengendorkan mur pengunci roda.

    3. Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.

    4. Melepas kedua baut kaliper dari penyangga kaliper.

    5. Melepas kaliper dari penyangga kaliper.

    6. Menggantungkan kaliper pada suspensi menggunakan kawat agar flexible hose tidak menjadi penyangga.

    7. Melepas pad rem dari penyangga kaliper.

    8. Melepas kedua baut pengikat penyangga kaliper dan melepas penyangga kaliper dari steering knuckle menggunakan Kunci Pas 21.

    9. Melepas kedua baut plat cakram menggunakan obeng ketok kemudian menarik plat cakram dari porosnya.

  1. Melepas silinder.

Langkah – langkah:

  1. Melepas klip.

  2. Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa, melepas pipa dan selang.

  3. Melepas slang rem dari silinder rem dan menggunakan kaleng untuk menampung minyak rem.

  4. Melepas baut pengikat silinder dan meluncurkan silinder ke luar dari pen utama pada plat momen.

  5. Melepas shim anti cicit, dua pad crem, dua pegas anti berisik, dua plat penghantar pad, dan plat panahan pad.

  1. Membongkar Silinder Rem

Langkah – langkah:

  1. Melepas bushing peluncur dan karet pelindung (boot)


  1. Melepas karet pelindung pen utama menggunakan pahat dari palu.

  2. Melepas ring pengikat dari silinder rem menggunakan obeng.

  3. Menggunakan udara kompresor ,mengeluarkan piston dan karet pelindung dari silinder.

  4. Menggunakan karet pelindung dari piston.

  5. Melepas perapat piston dari silinder.

4). Membongkar rem belakang.

Langkah – langkah :

  1. Menempatkan kendaraan pada car lift.

  2. Mengendorkan mur pengunci roda.

  3. Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.

  4. Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.

  5. Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.

  6. Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.

  7. Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.

  8. Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.

  9. Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.

Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.

  1. Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.

  2. Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.

  3. Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.

  4. Melepas trailing brake shoe dan kabel parker belakang.

  5. Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.

5) Pemeriksaan komponen rem.

  1. Memeriksa pedal rem

  1. Memeriksa Pedal Rem.

Tinggi pedal dari lantai:

STD: 7.29 inc (185.2 mm)

Hasil Pemeriksaan : 182.3 mm

Kesimpulan : Perlu penyetelan

Langkah – langkah menyetel tinggi pedal:

  1. Mengendorkan Switch lampu rem secukupnya.

  2. Menyetel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal.

  3. Mengembalikan switch lampu rem sampai body switch menyinggung pembatas pedal.

  4. Setelah penyetelan tinggi pedal, memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal.

  1. Memeriksa gerak bebas pedal.

Langkah – langkah:

  1. Mematikan mesin dan menekan pedal rem beberapa kali, sampai tidak ada kevakuman di dalam boster rem.

  2. Menekan pedal sampai pada hambatan awal terasa. Mengukur jarak seperti pada gambar.

STD : 0.16 - 0.31 inc (5 - 8 mm)

Hasil pemeriksaan : 3 mm

Kesimpulan : Perlu menyetel gerak bebas pedal

  1. Memeriksa jarak cadangan pedal rem.

Dengan langkah, membebaskan rem parker sambil mesin dihidupkan kemudian menekan pedal rem dan mengukur jarak cadangan pedal seperti pada gambar.

Jarak cadangan pedal dari lantai pada penekanan 50 kg ( 110 lb, 490 N) adalah:

Limit : 1.02 inc (26 mm)

Hasil pengukuran : 27.5 mm

Kesimpulan : masuk standard

Bila ada kesalahan maka mencari gangguan pada system rem.

Pedal : Baik

6) Pemeriksaan komponen rem cakram

  1. Melepas pad spring.

  2. Menghembuskan udara tekan ke dalam lubang baut di mana selang flexible terpasang, melakukan dengan hati-hati.

Peringatan :

Jangan menggunakan udara tekan yang terlalu besar dan jangan berada di posisi piston akan keluar

  1. Melepas seal piston menggunakan fuller atau obeng minus kecil dan jangan sampai merusak bagian silinder.

  2. Mengganti seal piston setiap melakukan over haul rem dan mengganti juga komponen seperti, boot atau pad spring jika terjadi kerusakan.

Sebelum memasukan piston ke silinder memasang boot ke piston terlebih dahulu.

  1. Memasang juga seal piston pada cylinder usahakan pemasannganya tepat.

  2. Memasang boot ke dalam celah di dalam silinder

  3. Memasang piston ke dalam cylinder kemudian menekan dengan tangan.

Untuk memastikan piston terpasang dengan baik, menarik piston kemudian menekan kembali.

  1. Memasang slide guide pin apakah dapat bergerak dengan lembut.

Bila ada kelainan segera mengganti.

  1. Memberi grease pada slide guide pin pada bagian permukaannya jika masih baik.

  2. Mengukur tebal pad.

Bila tebal pad di luar dari batas service maka menganti dengan pad yang baru.

  1. Bila tebal pad masih di atas limit, maka hanya mengamplas kemudian disemprot menggunakan udara bertekanan.

Spesifikasi : 0.41 inc ( 10.5 mm )

Limit : 0.1 inc ( 2.5 mm )

Hasil Pengukuran : 1.0 mm

Kesimpulan : Harus diganti

Langkah – langkah mengganti pad rem :

  1. Menahan bushing peluncur dan melepas baut.

  2. Mengangkat silinder lalu memasukkan baut melalui lubang plat momen untuk menahan silinder.

  3. Melepas pad dan shim anti cicit.

  4. Melepas pegas anti berisik, plat pengantar pad, dan plat penahan.

  5. Memasang plat penahan pad, plat pengantar pad, dan pegas anti berisik pada plat momen.

  6. Memasang pad yang baru pada masing – masing pegas atau plat.

  1. Memasang shim anti cicit pada bagian belakang dari pad luar.

  1. Menurunkan silinder

  2. Memasang dan mengencangkan baut pengikat silinder.

    1. Mengukur tebal disc dan keadaan disc dari perubahan bentuk.

Jika disc bergaris dalam pada seluruh permukaannya maka mengganti disc.

STD : 1.02 inc (26 mm)

Limit : 0.94 inc (24mm)

Hasil pengukuran : 25.4 mm

Kesimpulan : masih baik

Apabila tebal disc kurang dari limit maka harus diganti.

Langkah – langkah mengganti piringan:

  1. Melepas plat momen dari knuckle

  2. Melepas hub poros.

  3. Melepas piringan dari hub poros

  4. Memasang piringan rotor baru dan mengencangkan dua baut .

Momen : 650 kg-cm ( 47 ft-lb, 64 N.m)

  1. Memasang hub poros dan menyetel beban mula pada bantalan roda.

  2. Memasang plat momen pada knuckle

Momen : 850 kg-cm ( 61 lb-ft , 83 N.m)

    1. Memeriksa disc dari keolengan menggunakan dial test indicator.

Maksimum : 0.20 mm

Hasil Pengukuran : 0.15 mm

Kesimpulan : Masih baik

9) Memeriksa komponen rem belakang

  1. Memeriksa ketebalan kanvas rem.

STD : 0.17 inc (4.5 mm)

Limit : 0.04 inc (1.0 mm)

Hasil Pengukuran : 1.25 mm

Kesimpulan : Sebaiknya diganti

Bila ketebalan kanvas kurang dari nilai minimum atau terlihat adanya tanda – tanda keausan yang tidak merata maka mengganti sepatu rem.

Catatan :

Bila sepatu rem harus diganti maka sebaiknya mengganti seluruh sepatu rem belakang untuk menjamin kemampuan rem.

Langkah – langkah mengganti sepatu rem :

  1. Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.

  2. Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.

  3. Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.

  4. Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.

  5. Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.

  6. Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.

  7. Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.

  8. Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.

  9. Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.

  10. Melepas trailing brake shoe dan kabel parkir belakang.

  11. Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.

  12. Mengganti sepatu rem.

  13. Memasang sepatu rem

  14. Mengolesi backing plate dengan grease

  1. Mengukur diameter dalam tromol.

Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dapat dibubut sampai pada batas diameter maksimum.

STD : 10.00 inc (254.0 mm)

Maksimum : 10.05 inc (255.2 mm)

Hasil Pengukuran : 254.8 mm

Kesimpulan : Masih baik

  1. Memeriksa persinggungan kanvas dengan tromol.

Mengganti sepaut rem, atau membubut tromol rem bila perlu.

  1. Memeriksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan.

Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan

Kesimpulan : Baik

  1. Memeriksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan

Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan

Kesimpulan : Baik

  1. Mengukur celah antara sepatu rem dan tuas.

Menggunakan feller gauge

Bila celah di luar spesifikasi, mengganti shim dengan ukuran yang tepat.

  1. Melepas piston silinder roda, mengganti penutup debu dan kid piston jika terjadi kerusakan.

  2. Membersihkan seluruh komponen silinder roda menggunakan lap dan air kemudian melapisi dengan minyak rem.

  3. Memeriksa pegas, penyetel, atau strut rem dari keausan

  4. Merakit silender roda

  5. Merakit rem belakang

    1. Perbaikan Rem ABS

  1. Pembongkaran ECU

    1. Posisikan kunci kontak pada OFF

    2. Periksa hubungan konektor ECU dan ECU

    3. Tandai pipa rem yang masuk dan keluar dari pada HCU dengan penanda jadi saat kembali memasang pada rem pipa akan benar

    4. Lepas pipa rem dari HCU

    5. Lepasmounting pin dari EHCU bracket dan lepas EHCU dari EHCU bracket

    6. Lepas 4 baut yang menekan ECU pada HCU

    7. Angkat unit ECU lurus dengan HCU

    1. Bersihkan atas ECU dengan lap kering

  1. Pemeriksaan ECU

    1. Periksa apa ada bagian ECU yang rusak bila ada ganti ECU karena unit ECU tidak bisa diperbaiki

  2. Pemasangan ECU

    1. Pasang ECU pada HCU dan kencangkan 4 baut sesuai spesifikasi

Momen pengencangan (0,33-0,53 kg/m)

    1. Hati hati menempatkan ECU pada EHCU

    2. Kencangkan mounting pin pada EHCU bracket

Momen pengencangan (1,3-1,6 kg/m)

    1. Kembali hubungkan 6 kabel rem ,yakinkan bahwa semua kabel telah tesambung periksa setiap terminal kabel .dan kencangkan mur sesuai spesifikasi.

Momen pengencangan (1,3-2,2 kg/m)

    1. Hubungkan conektor ECU pada unit ECM

    2. Keluarkan pangkal rem

    3. Periksa pemasangan ECU

    4. Gunakan untuk tes jalan bagaimana pengoperasian pedal dan system ABS

  1. Pembongkaran sensor kecepatan depan dan belakang

    1. Lepas kabel konektor

    2. Lepas baut sensor dan lepas sensor kecepatan

  2. Pemeriksaan sensor kecepatan depan dan belakang

    1. Periksa jarak sesusi spesifikasi

Jarak spesifikasi Depan :(0,127-1,44 mm)

Belakang :(0,11-1,23 mm0

    1. Ukur tahanan sensor kecepatan

Tahanan (1,0-1,3 KΩ)

  1. Pemasangan sensor kecepatan belakang

1) Bersihkan permukaan sensor kecepatan

2) Pasang sensor kecepatan

3) Pasang kabel konektor dengan kabel sensor kecepatan roda,pastikan kabel berhubungan penuh dan terkunci soket konektir .Periksa celah udara kedua permukaan sensor kecepatan

Celah udara Depan :(0,127-1,44 mm)

Belakang : (0,11-1,23 mm)

  1. Gunakanlah untuk tes jalan guna mengetahui cara kerja sensor kecepatan belakang dan sistem ABS

g . Pembongkaran HCU(Gbr 4.5.5.)

  1. Posisikan kunci kontak pada OFF

  2. Putuskan hubungan konektor ECU dengan unit ECU

  3. Tandai pipa keluar dan masuk dengan penanda sehingga pemasangan kembali dapat di lakukan dengan benar

  4. Lepas pipa rem dari HCU

  5. Lepas baut pemasang EHCU bracket pada roda

  6. Lepas EHCU dan bracket dari kendaraan

  7. Lepas mounting pin dan gromet dari EHCU braket dan lepas EHCU dari EHCU bracket.

  8. Lepas 4 baut penekan ECU pada HCU dan angkat ECU hati hati pada HCU(Gbr.4.5.6)

  9. Betulkan posisi seal pada ECU harus bebas dari kotoran dan keretakan

h . Pemeriksaan HCU

  1. Periksa komponen HCU apa ada yang rusak atau aus ganti komponen yang rusak atau aus

i . Pemasangan HCU

  1. Hati hati memasng ECU pada pemasangan HCU

  2. Kencankan baut dengan dua tahap

    1. Mulai pasang semua 4 baut pada HCU kencangkan dengan tangan

    2. Kencangkan sesuai urutan sampai selesai masing baut

Momen pengencangan (0,37-0,54 Kg/m)

  1. Pasang bracket EHCU mounting pin dan gromet

  2. Pasang baut dan pengunci pemasang bracket pada roda

  3. Pasang pipa rem pada EHCU ,hati hati meletakan posisi pipa,posisi pipa harus sama pada saat pembongkaran(Gbr.4.5.7)

  4. Hubungkan kembali kabel konektor ECU

  5. Bleding system rem

  6. Test jalan kendaraan untuk memastikan operasioanal system ABS normal

j . Pembongkaran sensor rotor depan dan belakang

  1. Angkat kedaraan di atas carlift

  2. Dari bagian belakang samping pada roda tutup sensor rotor putar roda dan periksa semua roda .

  3. Lihat kondisinya,ganti rotor jika eror atau rusak

k . Penggantian sensor depan dan belakang

  1. Lepas unit wheel hub dari kendaraan

  2. Lepas rotor mengunakan SST (0K670 990 AA0).Tidak boleh memasang kembali bila telah di bongkar .

l . Pemasangan sensor rotor

  1. Pasang sensor rotor baru pada whell hub sesuai petunjuk.(Nomor sensor rotor 54)

  2. Tekan rotor pda wheel hub dengan SS(OK201 660 001)

  1. Pasang kembali unit whell hub pada kendaraan

  2. Periksa celah udara antara permukaaan pad sensor kecepatan roda dan atas permukaan pada roda

Celah Udara (0,127-1,44 mm)

  1. Jalankan kendaraan untuk menyakinkan operasinya baik pada sistem ABS

OVER HOULE MESIN

KEGIATAN PRAKTEK


  1. Landasan Teori

Over houle mesin adalah membongkar,melakukan pemeriksaan dan melakukan pengukuran ,menganalisa kerusakan serta melakuakn perbaikan dan penggantian komponen yang rusak..Over houle dilakuakn bila sebuah kendaraan mengalami gannguan pada mesinnya seperti :tenaga mesin kurang,ikut terbakarnya oli karena kerusakan pada ring piston,atau keausan pada piston,hal ini di lakukan bila bercampurnya oli dengan system pendingin.

Pada mobil KIA yang sering di over houle adalah jenis carnival ,jenis carnival sendiri ada dua macam yaitu carnival tipe diesel dengan 4 silender dan mesin bensin dengan 6 silender.

Pada mesin carnival yang saya over houle mesinnya menggunakan mesin V6 dengan QUADCAM yg berarti menggunakan mesin 6 silender dan menggunakan 4 camshaft pada kendaraan ini yang sering terjadi adalah kerusakan pada liner silindernya sehingga menyebapkan tenaga kurang karena kompresi ygang tidak sempurna.

  1. Gejala Kerusakan

    1. Tenaga mesin kurang

    2. Pemakaian oli boros

    3. Bercampurnya oli dengan system pendingin

    4. Terjadinya over heating

    5. Tekanan kompresi rendah

    6. Suara mesin tidak normal

    7. Mesin tidak hidup

3. Diagnosa dan Analisa

Sebelum melakukan perbaikan sebaiknya setiap gejala kerusakan di lakukan diagnosa dan penganalisaan kemungkinan terjadinya kerusakan .berikut diagnosa yang mungkin terjadi :

a.Tenaga mesin kurang

1)Piston dan linernya aus,ganti dan over houle mesin

2)Filter bensin kotor ,bersihkan atau ganti

3)Timing tidak tepat, stel timing

4) Pengapian tidak sempurna ,periksa pengapian

5) Injektor kotor ,bersihakan

b.Pemakaian Oli boros

  1. Seal oli pan pecah,ganti seal oli pan

  2. Seal oli crangshaft bocor,ganti seal

  3. Gasket cylinder head cover rusak,ganti gasket

  4. Oli seal camshaft rusak,ganti seal

  5. Piston ring lemah,bersihkan karbon dan ganti ring

  6. Piston dan liner silender aus ,ganti piston dan linernya

  7. Celah piston ring dan ring aus,ganti ring piston

c. Bercampurnya oli dengan sistem pendingin

  1. Blok silender retak sehingga lubang oli bencampur dengan air,perbaiki atau ganti blok silender

  2. Gasket blok silender rusak,ganti gasket silender

d. Terjadinya over heating

  1. Sistem pendingin tidak berkerja,perbaiki sistem pendingin

  2. Tali kipas putus ,ganti tali kipas

  3. Bahan bakar tidak terbakar sempurna,perbaiki sistem bahan bakar

  4. Oli kurang,tambah oli

e. Tekanan kompresi rendah

  1. Gasket silender head rusak,ganti gasket

  2. Setelan katup kurang tepat.stel hidrolik valve adjuster

  3. Piston ring aus,ganti ring piston

  4. Kebocoran dudukan katup,skur klep

f. Suara mesin tidak normal

  1. Ring piston aus,ganti ring piston

  2. Piston dan liner silinder aus,ganti piston dan linernya

  3. Bantalan poros engkol aus,ganti bantalan poros engkol

  4. Bearing batang piston aus,ganti bearing batang torak

  5. Timing belt aus atau rusak,ganti timing belt

  6. Kabel busi bocor,ganti kabel busi

g. Mesin tidak dapat hidup

  1. Timing belt putus,ganti timing belt

  2. Tidak ada kompresi karena katup bengkok,ganti katup

  3. Tidak adanya aliran bahan bakar,periksa sistem bahan bakar

  4. Batang piston patah,ganti batang piston

4.Perbaikan

a.Persiapan alat dan bahan

  1. Kunci roda

  2. Impact besar dan kecil

  3. Carlift

  4. Obeng (–) dan obeng (+)

  5. Tang

  6. Kunci kombinasi set

  7. Kunci ring set

  8. Kunci shok set

  9. Amplas

  10. Kain bersih

  11. Minyak mesin

  12. Sabun ncuci

  13. Gasket set

  14. Liner silender

  15. Piston

  16. Ring piston set

  17. Carbuclean dan penetran

  18. SST pembuka dan pemasang katup

  19. Treaker

  20. Bearing poros enkol set

b. Keselamatam kerja

  1. Menempatkan kendraan pada posisi yang aman

  2. Menggunakan alat sesuai fungsinya

  3. Melindungi body kendaraan dari kotoran

  4. Berhati –hati bila menyimpan komponen yang masih digunakan lagi

c. Langkah kerja

  1. Membongkar kendaraan dari atas

    1. Lepaskan kabel (-) baterai

    2. Lebaskan hubungan kabel –kabel listrik

    3. Lepaskan kabel gas

    4. Buka tutup radiatordanbuang air radiator

    5. Buka air cleaner

    6. Lepaskan selang saluran bahan bakar

    7. Lepaskan kabel alternator dan buka clamp dari pia air pendingin mesin

    8. Lepaskan pipi outlet pada pipa inlet

    9. Lepsakan kabel kopling dari release arm dan dan bracket

    10. Lepaskan kabel gear shift dan select kabel dari tranmisi

  2. Membongkar kendaraan dari bawah dan menurunkan mesin

    1. Lepaskan kabel massa transmisi

    2. Lepaskan kabel listrik dari compressor dan switch lampu mundur

    3. Buka mufler

    4. Buka selang pipa inlet dan outlet dari compressor sebelum membuka pipa /buanglah feron di dalam AC sistim

    5. Buang oli mesin sebelum membongakar mesin

    6. Letakan dongkrak di bawah mesin

    7. Buka baut baut crossmember

    8. Turunkan mobil dan buka baut bracket mounting belakang sebelum menurunkan mesin periksa apakah ada kabel atau selang yang belum lepas

    9. Turunkan mesin dan tarnsmisi dengan menganakat mobil hati –hati dalm melakukan hal ini

    10. Buka plate housing kopling bagian bawah

    11. Buka motor stater

    12. Pisahkan mesin dan tranmisi

3) Membongkar mesin

OH MESIN ( CARNIVAL GS)

A
    1. Landasan Teori

Over houle mesin adalah melakukan diagnosa kerusakan mesin ,menganalisa kemungkinan kerusakan yang terjadi setelah itu melukakan pembongkaran kemudian di lakukan pengukuran dan pemeriksaan dan melakukan penggantian komponen yang rusak.Over huole mesin yang saya bahas pada laporan saya ini adalah over houle KIA CARNIVAL GS ,mobil ini menggunakan mesin diesel dengan 4 silender di mobil ini juga telah mengunakan system common rail yaitu kalau di motor bensin adalah EFI yang berarti Tipe motor yang sudah mengunakan ECU sebagai pengontrolnya.Mobil ini sering sekali di over houle pada saat saya prakerin kebanyakan disebabkan karena kerusakan pada gasket silender head yang rusak.Yang di maksud common rail sendiri adalah mengatur penginjeksian pada ruang bakar yang di atur oleh ECU yang membuat penginjeksian pada ruang bakar lebih tinggi di banding tipe konvensional.

    1. Diagnosa kerusakan

      1. Over heating

      2. Tenaga mesin kurang asap hitam

      3. Mesin susah hidup

      4. Asap putih

      5. Suara mesin kasar

    2. Analisa kerusakan

      1. Over heating

        1. Sistem pendinginan tidak berfungsi,perbaiki system pendingin

        2. Air radiator habis,isi air radiator

        3. Kipas mati,perbaiki

        4. System pelumasan tidak berjalan dengan baik,perbaiki sistem pelumas

        5. Seal water pump bocor ,ganti sea

      2. Tenaga mesin kurang

        1. Piston,ring piston ,silender aus,ganti piston ring dan colter silender

        2. Turbo charger tidak berfungsi,perbaiki atau ganti turbo charger

        3. Air clener kotor,bersihkan air cleaner

        4. Setelan katup kurang tepat, stel katup

        5. Timing penginjeksian tidak tepat,stel timing penginjeksian

        6. Jumlah penginjeksian awal sedikit,stel jumlah penginjeksian

        7. pompa injeksi tidak bekerja dengan baik,perbaiki pompa injeksi

      3. Mesin susah hidup

        1. Baterai habis, charging baterai

        2. System bahan bakar tidak mengalir dengan baik ,perbaiki sistem bahan bakar

        3. Tidak ada kompresi, OH mesin

        4. Injektor tidak bisa menyemprotkan bahan bakar,perbaiki injektor

      4. Asap putih dan oli boros

        1. Seal katup bocor,ganti seal katup

        2. Bercampunya oli pada proses pembakaran,OH engine

        3. Gasket silender head bocor,ganti gasket silender head

      5. Suara mesin kasar

        1. Setelan katup tidak tepat,stel katup

        2. Bearing poros engkol rusak, OH mesin

    3. Perbaikan

a.Alat dan bahan

1) Kunci shock 1 set

2) Kunci ring 1 set

3) Kunci kombinasi 1 set

4) Air guns

5) Impack besar dan kecil

6) Sambungan pendek dan panjang

7) Kunci receht

8) Kain lap

9) SST pembuka pegas

10) Kunci bintang set

11) Kunci L set

12) Obeng (+) Dan (-)

13) Kunci momen

14) SST pemasang ring piston

15) Gasket set

16) Bearing poros engkol set

17) Liner silender set

18) Sliding hammer

b. Keselamatan kerja

  1. Gunakan alat sesuai fungsi dan kegunaannya

  2. Tandai komponen yang telah di bongkar ,dan pemasanagannya tidak boleh ternalik

  3. Bersihkan tempat kerja setelah praktek

c. Langkah kerja

1) Menurunkan mesin

  1. Melepaskan cabel (-) dan (+) baterai dari terminal baterai

  2. Melepaskan clam baterai

  3. Melepaskan hubungan baterai dengan terminal motor stater

  4. Menurunkan baterai

  5. Menarik selang bahan bakar dari filter bahan bakar,Melepasselang bahan bakar dari pompa injeksi

  6. Melepas filter solar

  7. Memposisikan tuas bahan bakar pada posisi N

  8. Melepas karet pelindung depan dari tuas

  9. Menarik cover tuas pemindah ke atas

  10. Melepas baut tuas pemindah

  11. Melepas luas pemindah

  12. Melepas penutup lubang tuas pemindah di temgah lantai panel

  13. Melepas cover belakng tuas pemindah

  14. Melepas tali kipas pendingin dari pulley

  15. Melepaskan selang atas dan selang bawah radiator dari mesin

  16. Menguras air radiator

  17. Melepas radiator

  18. Menaikan kendaraan

  19. Melepas roda dari kendaraan

  20. Menguras oli mesin dan transmisi

  21. Melepas hubungan cluth control

  22. Melepas kabel pengontrol rem parkir dari roda belakang

  23. Melepas kabel speedometer

  24. Melepaskan mufler dan exaust manifold

  25. Melepaskan baut cross member dan baut mounting

  26. Menurunkan mesin beserta transmisisnya

2) Membongkar silender head

  1. Melepas Silender head dari blok mesin dengan membuka baut silender head dengan benar

  2. Melepas katup pada silender head

  3. Menempatkan katup dan pegas denagn urutan yang benar

  4. Membersihkan dan cuci silender head

  5. Membuka seal katup

3) Membongkar rantai timing

  1. Mengendorkan baut – baut pengunci sehingga alternator dapat di gerakan lalu buka V- belt

  2. Membuka pully poros engkol

  3. Membuka Cover penutup rantai timing

  4. Membuka rantai timing dengan membuka tensionernya lebih dahulu

4) Membongkar blok silender

  1. Melepas baut nozzle holder dan Melepasinjector nozzle dengan sliding hammer

  2. Melepas PCV hose dari tutup silender head

  3. Melepas intake manifold

  4. Melepas turbo charger

  5. Melepaskan hubungan transmisi dengan mesin

  6. Melepas baut pengunci rocker arm shaft dan Melepasrocker arm shaft

  7. Melepas timing belt

  8. Melepas pully crankshaft dengan menahan pully dengan tracker agar tidak ikut berputar

  9. Melepas camshaft dari silender head

  10. Melepas oil pan

  11. Melepas piston dan connecting rod

  12. Melepas crankshaft

  13. Cuci blok silender dan bersihkan

      1. Memeriksa bagian blok silender

    1. Memeriksa kerataan blok mesin .Bila kerataan melebihi limit maka silender head harus diganti atau di bubut

    2. Memeriksa diameter silender dan menentukan liner yang harus di pakai bila dimeter melebihi limit

    3. Memeriksa keretakan silender head

    4. Memeriksa dimeter piston ,ganti jika diameter melebihi limit

    5. Memeriksa celah ring piston,bila asus harus diganti

    6. Memeriksa keolengan crankshaft

    7. Memeriksa dimeter crankjournal

    8. Memeriksa pen piston

    9. Memeriksa piston pin

    10. Memeriksa kelurusan batang torak

    11. Memeriksa bantalan poros engkol kemungkinan aus atau rusak jika rusak harus di ganti

      1. Memeriksa bagian head silender

  1. Memeriksa kerataan kepala silender jika kerataan melebihi limit head silender harus di bubut atau diganti yang baru

  2. Memeriksa kerataan head silender dengan manifold dari kemungkinan bengkok

  3. Mengukur keolengan camshaft

  4. Memeriksa tinggi tonjolan camshaft

  5. Memeriksa celah oli camshaft

  6. Membersihkan katup IN dan EX

  7. Mengukur diameter katup

  8. Memeriksa lebar persinggungan katup dengan dudukanya .Bila tidak baik maka perlu dilakukan penyekuran untuk menyamakan persinggungan katup dan dudukanya

  9. Memeriksa panjang pegas bila sudah molor harus diganti

  10. Memeriksa kelurusan pegas jika tidak lurus harus diganti

  11. Memeriksa tekanan pegas jika sudah lemah harus di ganti

  12. Memeriksa celah antara rocker arm dan rocker arm shaft

  13. Memeriksa diameter dan run out rocker arm shaft

      1. Memeriksa rantai timing

  1. Memeriksa lifter otomatis dan buang udara dalam lifter

  2. Periksa kondisi rantai kemungkinan aus atau sudah molor

  3. Periksa sproket dari kemungkinan aus jika sudah aus harus di ganti

  4. Periksa perapat oli dari kemungkinan aus atau sudah aus jika sudah rusak harus di ganti

      1. Merakit blok silender

  1. Memasang bantalan poros engkol bagian bawah pada blok silender

  2. Memasang poros engkol pada blok silender

  3. Memasang bantalan poros engkol atas dan tutup bantalan poros engkol

  4. Mengencangkan baut tutup bantalan dengan menyilang

  5. Mengencangkan baut penutup dengan momen 5,4 -6,6 kg /m

  6. Memeriksa kekencangan poros engkol dengan memutar poros engkol ,poros engkol harus berputar dengan baik

  7. Merakit piston dengan tanda yang sesuai

  8. Memasangring piston pada piston

  9. Memasukan torak ke dalam silender dan tekan ring piston dengan SST penekan ring piston

  10. Memasang penutup batang torak dan lebih dulu Memasangbearingnya

  11. Mngencangkan baut penutup torak dengan momen 4,0- 5,2 kg/m

  12. MemasangFly wheel

  13. Memasangbantalan poros input dan output

      1. Merakit silender head

  1. Memasang dudukan pegas dan perapat oli sebelum merakit pegas katup gunakan perapat oli yang baru karena perapat oli pasti sudah rusak

  2. Memasang batang katup dengan pegas katup,dengan menggunakan SST Pemasang katup

  3. Setelah pegas di Memasangpegas berlahan –lahan ujung batang katup agar berada pada posisi yang benar

  4. Memasang gasket kepala silender pada blok silender

Catatan : Gunakan gasket yang baru untuk menghindari kebocoran

  1. Memasang silender head pada blok silender

  2. Mencangkan baut silender head beberapa tahap dari momen kecil sampai 5,6 -6,6 kg/m dari tengah ke tepi

  3. Memasang rocker arm shaft dan rocker arm pada silender head

  4. Kencangkan baut rocker arm dengan momen 1,8-2,4 kg/m

  5. Stel celah katup dengan mengetopkan 1 dan 4 kemudian stel katup IN dan katup EX

  6. Memasang Gasket intake manifold

  7. Memasang intake manifold

  8. Kencangkan baut intake manifold ,momen pengencangan 2,0-3,0 kg/m

  9. Memasang kembali injektor

  10. Memasang pompa injektor dan Turbo charger

      1. Merakit timing belt

        1. Masukkan camshaft dengan hati hati agar tidak merusak bearing camshaft

        2. Memasang timing belt pada sproket

        3. Meluruskan tanda timing pada sproket dengan body pada mesin

        4. Mengencangkan baut sproket

        5. Memasangtutup timing belt

        6. Memasangpully alternator dan MemasangV –Belt

        7. Mengencangkan baut penyetel kekencangan V-belt sampai V- belt mencapai kekencanagn yang sesuai yaitu 7 -11 mm saat ditekan 10 kg

        8. Memasang panci oli

        9. Memberi perapat cair

        10. Menghubungkan mesin dan transmisi

      2. Menaikan mesin ke kendaraan

  1. Menempatkan di bawah mesin dan tranmisi

  2. Menurunkan mesin kencangkan baut mounting

  3. Menaikan mesin kembali

  4. Memasang mufler dan pipa leher angsa

  5. Memasang kabel kopling dan kabel transmisi

  6. Memasang kabel speedometer

  7. Memasang kabel massa transmisi

  8. Memasang pipa kompressor

  9. Memasang cross member

      1. Pemasangan saat kendaraan turun

  1. Memasang radiator dan selang radiator

  2. Memasang tali kipas

  3. Memasang selang bahan bakar

  4. Memasang filter bahan bakar

  5. Memasang motor stater

  6. Mengisi kembali oli mesin dengan oli mesin yang baru

  7. Mengisi kembali oli transmisi dengan oli transmisi baru yang sesuai

  8. Menaikan baterai ke kendaraan

  9. Memasang clam baterai

  10. Menghubungkan terminal (+) dan (-) baterai

  11. Menghubungkan baterai ke motor stater

  12. Memasang semua sensor

      1. Menghidupkan mesin setelah di over houle

  1. Memleeding bahan bakar sehingga bahan bakar mengalir

  2. Memastikan semua kabel telah terhubung

  3. Menstarter motor

  4. Menghidupkan mesin selama kurang lebih 1 jam agar sistem pelumasan bekerja

  5. Meneliti keadaan mesin selama mesin hidup dan perhatikan apakah ada kerusakan atau tidak